Hai blog..!
Minggu ini bukanlah minggu yang menyenangkan. Banyak beban yang menumpuk di otak gue sepertinya. Entahlah, hanya terjadi begitu saja. Kenapa gue malah nulis di blog? Ini pertama kali gue sakit hati pake banget, bahkan gue yang biasanya marah nggak lebih dari 3 hari, tapi ini berlanjut 1-2 minggu. Sedih iya, kecewa iya, marah iya, kesel iya, campur aduk. Gue nggak maksud bergunjing atau apa, karna gue sama sekali tidak menyebutkan nama oknum tersebut. Dan pastinya kalau pun ada yang ngebaca tulisan gue, nggak akan tau yang gue maksud siapa.
Masalah utama yang gue hadapi adalah kesalahpahaman dan pikiran yang nggak dewasa dari seseorang yang gue anggap teman. Pertama, gue mengakui sifat gue yang nggak peka, nggak paham bagaimana perasaan cewek lebih tepatnya, cuek masa bodo, dan terlalu polos. Kedua, gue kadang gak nyadar saat gue gak peka itu kapan. Bahkan orang tua gue, keluarga gue juga bilang gue tidak peka, jadi kalau kalian merasa begitu, kalian bukanlah orang pertama yang ngomong itu.
Berawal dari “jebakan” yang dibuat oleh 2 orang teman, yang menurut gue itu hal yang nggak pantes dilakukan oleh orang yang gue percaya baik sama gue. Jebakan yang tujuannya agar mereka mendapatkan banyak informasi dari gue. Ya, ini sangat disayangkan sekali, padahal kalau mereka menjelaskan secara jujur, yang mereka harapkan dari gue, informasi apa yang diminta, atau lain2nya, gue nggak akan sakit hati. Bayangkan hari itu seharusnya gue ngumpul sama sepupu2 gue, gue korbankan waktu gue hanya karna seorang teman bilang “ketemuan yuk, gue mau curhat”. Gue temui dia, meskipun jalan macet2an, normalnya 15 menit perjalanan, tapi malah sejam baru nyampe di tkp.
Gara2 macetnya gue kepengen balik pulang, tapi pas gue telfon lagi, mereka bilang dateng aja. Gue pun akhirnya pasrah dengan kemacetan. Sesampai di tkp, teman 1 curhat bilang cowonya punya pacar baru padahal mereka masih dalam status pacaran. Kebetulan cowo tersebut, sebut saja Jack, adalah sahabat gue. Ya gue kaget lah pada awalnya, ngga mungkin si Jack kayak gitu. Singkat cerita, banyak curhatan, banyak informasi yang dia dapet, karna dia minta informasi ke gue sebagai orang yang kenal si Jack. Curhatan si temen 1 kelar (yag waktu itu juga didenger temen 2), kami pulang baik-baik aja. Ngga ada konflik, damai2 aja.
Anehnya, besok paginya si Jack marah2 ke gue, dia bilang cewenya marah (cewe : temen 1), bilang si Jack nggak bisa lepas dari gue. WHAT THE HELL IS THIS!? Sejak kapan permasalahannya jadi berubah? Normalnya kalo si cewe marah ke si Jack, mestinya ngomongin isu si Jack punya pacar baru. Lah kenapa bawa2 nama gue? Yang bahkan gue nggak ngerti apa peran gue disana.
Gue nanya si temen 2, kenapa bisa gitu, dia cuma bilang “Lo nggak tau masalahnya” tanpa ada kalimat lain yang bisa bikin gue ngerti sama situasi itu. Pada intinya si cowo marah2 ke gue, dan gue memutuskan untuk mencoret si Jack dari daftar temen gue. Gue kesel dan kecewa juga, masalahnya apa yang diomongin apa, yang bermasalah siapa, yang dibawa-bawa malah siapa.
Nggak sampe situ aja, seminggu kemudian, ya gue kira karna terakhir gue ketemu si temen 1, hubungan kami baik2 aja, ternyata di grup angkatan doi malah nyindir2 gue, malah bilang “disangka mendukung, ternyata menikung”. HELLOOOO!!! Ada yang bisa menjelaskan gue abis ngapain? Gue nggak ngerti kenapa si temen 1 yang terhormat malah mikir gitu. Padahal udah gue jelaskan sejelas-jelasnya pake Bahasa manusia, gue sama si Jack temen deket hampir 10 tahun, kalo keep contact pun CUMA ngebahas acara jalan2 anak2 SMA, nanyain gimana perbaikin laptopnya yang rusak (karna gue mungkin orang yang dianggap tempat yang tepat untuk bertanya masalah perkomputeran), dan ngucapin selamat ulang tahun. Hanya percakapan standar kan? Jadi dimana letak “menikungnya” gue?
Oke lah gue anggap itu hanya ngerasa cemburu atau salah paham ke gue. Yang bikin tambah keki, ketika dia mulai menyebarkan suuzonnya ke gue ke temen2 lain yang juga temen2 gue. Yang bikin mereka jadi salah paham dan mungkin bisa jadi ikut-ikutan benci ke gue. SELAMAT, duniamu keras nak!!
Sebenernya gue nggak maksud apa2 nulis ini, hanya karna gue sudah muak dengan pikiran nan tidak dewasa, childish, egois, dan nggak bijak seperti itu.
Well teman, terima kasih atas “hadiahnya”. Jebakan yang bagus, “suuzon” yang cukup oke. Gue tau gue bukan orang yang sabar, gue bukan malaikat yang nggak punya rasa marah. Gue tau gue orang yang keras, tapi gue bukan orang bermuka dua, dan pembohong. Salam.